Jagalah kebiasaan Anda agar tetap positif karena ia akan menjadi nilai hidup Anda. Jagalah nilai hidup Anda agar tetap positif karena ia akan menjadi tujuan hidup Anda

Selasa, 15 Februari 2011

Empat Tahapan Belajar

Kita akan menghilangkan segala penghalang proses belajar anak dan bagaimana kita meningkatkan konsep diri positif anak dengan memanfaatkan kata-kata yang menjadikan anak lebih dimanusiakan dan harga dirinya semakin diangkat.

Langkah awal yang harus kita pahami hilangkan kata JANGAN, TIDAK atau DILARANG. Kalau kita menggunakan kata-kata ini ada satu kesan negatif yang dirasakan anak. Berlatihlah untuk terus menghilangkan ke tiga kata tersebut. Jika saat kita mau mengucapkan suatu kata yang mengandung kata JANGAN, TIDAK atau DILARANG, ucapkan dalam hati “JADI APA YANG SAYA INGINKAN”. Misalkan “Jangan menambahkan puluhan dengan satuan” JADI APA YANG SAYA INGINKAN “Perhatikan kamu harus menambahkan puluhan dengan puluhan dan satuan dengan satuan”. Dengan merubah cara kita berkomunikasi kita telah merubah pola berfikir dari kerangka masalah menjadi berfikir dengan kerangka solusi. Banyak anak atau bahkan guru yang melihat kesulitan meningkatkan motivasi belajar dari sudut pandang kerangka masalah. Untuk dapat berfikir dari kerangka solusi kita harus tahu terlebih dahulu empat elemen penting dalam pembelajaran.

1. Inkompetensi tanpa sadar (Tidak menyadari ketidakmampuannya). Egi yang baru berumur 3 tahun dengan cekatan menuntun sepeda kecil dan langsung naik ke atas sadel. Walaupun ia sudah familiar dengan sepeda tersebut saat itu juga ia terjatuh bersama sepedanya. Egi tidak menyadari ketidakmampuannya untuk menaiki sepeda karena memang dia belum terampil dan belum pernah berlatih naik sepeda roda dua.

2. Inkompetensi sadar (Menyadari ketidak mampuannya). Setelah terjatuh dari sepeda Egi masih berusaha untuk menaikinya lagi dan mengulang kegagalan yang sama. Baru setelah dua kali gagal dia meninggalkan sepedanya dan berganti mainan yang lain. Egi menyadari ketidak mampuannya naik sepeda.

3. Kompetensi sadar (Menyadari kemampuannya). Setelah beranjak besar Egi kembali berlatih naik sepeda dengan dilatih oleh sang mama tercinta. Dalam kurun waktu dua hari ia telah mampu menguasai sepedanya. Namun dia masih agak kesulitan untuk mengayuh pedal dan menjaga keseimbangan. Sekarang Egi menyadari bahwa ia mampu naik sepeda.

4. Kompetensi tanpa sadar (Tidak menyadari kemampuannya) dilakukan Egi saat dia sudah terbiasa menaiki sepedanya tanpa harus memikirkan lagi mengayuh pedal dan menjaga keseimbangan. Semuanya itu ia lakukan dengan otomatis.

Setiap orang yang belajar mengalami empat tahapan di atas demikian juga anak-anak belajar matematika. Apabila dalam mengerjakan soal matematika anak sudah dengan otomatis menyelesaikannya berarti dia sudah mencapai tingkatan tertinggi proses belajar. Empat tahap belajar akan berulang lagi saat menjumpai soal yang sama sekali baru dijumpai. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons